BOSs, semasa mengampu pendidikan di sekolah dulu, kamu pasti mendapatkan mata pelajaran sains dan sejarah dimana kamu diajarkan tentang hal – hal berkaitan dengan fakta – fakta yang bersifat ilmiah. Akan tetapi, ‘fakta ilmiah’ yang pernah diajarkan di bangku sekolah tidaklah selalu benar.
Ada beberapa fakta ilmiah yang ternyata hanyalah bentuk penyederhanaan agar mudah dipahami oleh para pelajar.
Berikut ini adalah ‘fakta ilmiah’ yang mungkin hingga saat ini masih kamu percayai dan ternyata salah.
1. Bunglon mengubah warna untuk melindungi diri dari predator
Jika kamu diberi pertanyaan, hewan apa yang mengubah warna kulit
untuk melindungi diri, 95 persen kamu akan menjawab ‘bunglon.’ Salah
satu spesies dari keluarga reptil yang satu ini memang memiliki
kemampuan untuk mengubah warna kulitnya, tetapi bukan untuk melindungi
diri dari serangan predator.
Bunglon mengubah warna kultinya guna mengatur temperatur tubuhnya dan merupakan salah satu cara berkomunikasi dengan bunglon lainnya.
Kisah yang sebenarnya adalah Newton menggagas teori gravitasi setelah mengamati buah apel yang jatuh dari pohon, kemudian mulai memikirkan tentang proses alamiah ini.
Momen ini bahkan dicatat dalam catatan Isaac Newton, ketika ia melihat apel yang terjatuh ke tanah seusai menyantap makan malam dengan seorang rekannya.
Bunglon mengubah warna kultinya guna mengatur temperatur tubuhnya dan merupakan salah satu cara berkomunikasi dengan bunglon lainnya.
2. Newton ketiban apel di bawah pohon
Isaac Newton merupakan tokoh yang menggagas tentang teori gravitasi. Di berbagai buku sains anak – anak, diceritakan bahwa Newton menggagas teori gravitasi saat dirinya sedang duduk di bawah pohon kemudian kejatuhan apel mengenai kepalanya.Kisah yang sebenarnya adalah Newton menggagas teori gravitasi setelah mengamati buah apel yang jatuh dari pohon, kemudian mulai memikirkan tentang proses alamiah ini.
Momen ini bahkan dicatat dalam catatan Isaac Newton, ketika ia melihat apel yang terjatuh ke tanah seusai menyantap makan malam dengan seorang rekannya.
3. Christopher Colombus, sang penemu benua Amerika
Dalam buku pelajaran sejarah, acap kali disebutkan bahwa Christopher
Colombus, seorang penjelajah dari Spanyol, merupakan orang Eropa yang
pertama kali menginjakan kaki di daratan benua Amerika.
Bahkan, dari sebuah survei yang diadakan oleh University of Michigan, 85 persen masyarakat Amerika Serikat percaya ‘fakta ilmiah’ tentang kedatangan Colombus.
Fakta sesungguhnya adalah Leif Erikson, seorang penjelajah yang berasal dari bangsa Viking, berlayar dari Greenland menuju Newfoundland yang saat ini menjadi bagian dari negara Kanada sekitar tahun 1000.
Konon, kisah Colombus banyak dikenang karena kedatangannya ke benua Amerika serikat pada tahun 1492 membuka jalan masuk bagi Imperialisme bangsa Eropa di benua ini.
Bahkan, dari sebuah survei yang diadakan oleh University of Michigan, 85 persen masyarakat Amerika Serikat percaya ‘fakta ilmiah’ tentang kedatangan Colombus.
Fakta sesungguhnya adalah Leif Erikson, seorang penjelajah yang berasal dari bangsa Viking, berlayar dari Greenland menuju Newfoundland yang saat ini menjadi bagian dari negara Kanada sekitar tahun 1000.
Konon, kisah Colombus banyak dikenang karena kedatangannya ke benua Amerika serikat pada tahun 1492 membuka jalan masuk bagi Imperialisme bangsa Eropa di benua ini.
0 comments:
Post a Comment