BOSs, pernah mendengar istilah love hotel? Berbeda dengan rumah bordil, love hotel ini adalah sebuah jenis hotel yang beroperasi atas dasar kebutuhan privasi dan aktivitas seksual para tamunya. Istilah love hotel diambil dari Hotel Love di Osaka, Jepang yang telah dibangun pada tahun 1968. Konsep love hotel paling popular di Jepang, diikuti Korea Selatan, Thailand, dan beberapa negara Asia lainnya seperti Singapura, Taiwan, dan Hong Kong.
Love Hotel, Seperti Apa Bentuknya?
Love hotel biasanya dapat dikenali
dengan simbol-simbol seperti hati dan harga kamar untuk ‘beristirahat’.
Berbeda dengan hotel biasanya, satu periode ‘istirahat’ bukan berarti
satu malam, BOSs. Satu periode ini biasanya berlangsung mulai dari satu
hingga tiga jam. Namun, ada juga kok, love hotel yang menawarkan sewa
kamar semalam.
Umumnya, kamu tidak dapat mereservasi sebuah kamar seperti pada hotel biasanya. Jadi, fungsi hotel ini memang benar-benar untuk bercinta saja! Maka dari itu, pintu masuk biasanya agak tersembunyi.
Tidak hanya untuk bercinta dengan pasangan, hotel – hotel ini tentunya juga banyak digunakan untuk prostitusi, walau tidak jarang juga banyak traveler yang berbagi kamar atas alasan budget yang murah.
Sebuah perbedaan yang terasa di hotel – hotel seperti ini adalah interaksi yang minim bersama staff hotel. Bahkan, resepsionis saja biasanya duduk di balik kaca yang diburamkan, atau kamu juga dapat membayar via mesin.
Tidak ada jendela di kamar, dan malah beberapa hotel menawarkan penutup plat mobil untuk menyembunyikan identitas tamunya. Untuk pelayanan kamarpun, pihak hotel menyediakan elevator kecil untuk mengantarkan makanan, minuman, atau handuk; semua hanya supaya tamu bisa mendapat privasi penuh.
Sekarang, hotel khusus untuk bercinta ini tersedia dalam berbagai tema sesuai preferensi seksual tamunya, dan tamu yang datang tidak hanya para pasangan yang ingin bercinta di dalamnya, melainkan banyak pelancong mancanegara yang ingin mencoba pengalaman baru dengan harga murah dan juga orang-orang yang mengadakan pesta.
Bagaimana, BOSs? Tertarik untuk menginap?
Umumnya, kamu tidak dapat mereservasi sebuah kamar seperti pada hotel biasanya. Jadi, fungsi hotel ini memang benar-benar untuk bercinta saja! Maka dari itu, pintu masuk biasanya agak tersembunyi.
Tidak hanya untuk bercinta dengan pasangan, hotel – hotel ini tentunya juga banyak digunakan untuk prostitusi, walau tidak jarang juga banyak traveler yang berbagi kamar atas alasan budget yang murah.
Sebuah perbedaan yang terasa di hotel – hotel seperti ini adalah interaksi yang minim bersama staff hotel. Bahkan, resepsionis saja biasanya duduk di balik kaca yang diburamkan, atau kamu juga dapat membayar via mesin.
Tidak ada jendela di kamar, dan malah beberapa hotel menawarkan penutup plat mobil untuk menyembunyikan identitas tamunya. Untuk pelayanan kamarpun, pihak hotel menyediakan elevator kecil untuk mengantarkan makanan, minuman, atau handuk; semua hanya supaya tamu bisa mendapat privasi penuh.
Telah Menjadi ‘Budaya’
Usaha real estate ini telah menjadi bagian penting dari masyarakat Jepang sejak tahun 1960-an. Tidak seperti hotel-hotel ‘mencurigakan’ di Indonesia atau motel di Amerika, hotel bercinta di Jepang sangat menghargai kebersihan, kenyamanan, dan anonimitas. Saking ‘mendarah daging’ budaya penginapan ini, love hotel pun memiliki emoji sendiri, lho! Untuk BOSs yang memakai iOS, ada emoji bangunan dengan simbol hati di atasnya. Ya, itulah love hotel!Sekarang, hotel khusus untuk bercinta ini tersedia dalam berbagai tema sesuai preferensi seksual tamunya, dan tamu yang datang tidak hanya para pasangan yang ingin bercinta di dalamnya, melainkan banyak pelancong mancanegara yang ingin mencoba pengalaman baru dengan harga murah dan juga orang-orang yang mengadakan pesta.
Bagaimana, BOSs? Tertarik untuk menginap?
0 comments:
Post a Comment