Thursday, February 08, 2018

Apakah Anda Seorang Hypersex? Coba Cek disini!!


Dorongan seksual mutlak sebagai komponen utama dalam kehidupan seksual, namun apa jadinya jika kadarnya sangat berlebih? Inikah yang dimaksud dengan Hiperseksual? Apakah Anda salah satu yang mengalami hal ini?

Hiperseks merupakan perilaku seksual yang tidak umum dan ditandai dengan tingginya keinginan untuk melakukan hubungan seksual serta sulitnya mengontrol keinginan seks tersebut. Bagi seorang hiperseksual, satu pasangan saja tak cukup untuk dapat memuaskannya.


Kelainan ini masuk dalam kategori gangguan seksual dan dapat terjadi baik pada laki-laki (disebut satyriasis) maupun perempuan (nymphomania). Di Indonesia, mayoritas hiperseks terjadi pada laki-laki.

Keterbukaan laki-laki untuk bicara seksualitas ditengarai membuat kasus hiperseksual pada kaum Adam lebih mudah terdeteksi. Tapi jangan dikira perempuan tak punya hasrat berlebih, ya! Ingatlah, perempuan juga punya hormon testosteron dalam tubuhnya.

Pada dasarnya, dorongan seksual antara laki-laki dan perempuan sama saja. Selama tidak ada masalah pada level hormon testosteron, kesehatan jiwa dan raga, serta tidak memiliki pengalaman seksual traumatik, maka dipastikan kehidupan seksual pun berimbang tanpa gangguan.

Gejala dan Penyebabnya!


Seseorang yang mengalami hiperseks akan menunjukkan perilaku tak pernah merasa puas saat berhubungan seks, meski sudah mengalami orgasme. Repotnya ialah ketika si pasangan kewalahan, ia akan mencari orang lain untuk memuaskan hasrat birahinya. Damn!

Penyebab hiperseks bisa jadi adalah trauma psikologis semasa kecil, baik dari lingkungan keluarga, sekolah atau teman masa kecil. Misalnya pernah mengalami kekerasan atau pelecehan seksual yang membuatnya menjadi rendah diri. Nah, untuk mengatasinya mereka justru berbalik untuk menguasai orang lain secara seksual.

Sedangkan penyebab secara fisik yang sering ditemukan adalah gangguan karena cidera pada area limbik atau di bagian lobus temporalis otak, yang tak lain adalah pusat kesenangan. Cidera pasca operasi bisa juga menyebabkan dorongan seksual yang meningkat.


Kadar dan paparan hormon testosteron yang berlebih juga termasuk penyebab hiperseks, namun hingga kini angka pastinya belum disepakati. Bisa saja paparan sudah terjadi sejak bayi dalam kandungan yang berakibat meningkatnya agresifitas seksual.

Share on Google Plus

About Ant 365

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 comments:

Post a Comment