Friday, November 30, 2018

3 Penyebab Kekalahan Liverpool Kontra Paris Saint-Germain




Liverpool mengalami kekalahan dengan skor 2-1 dari Paris Saint-Germain di pertandingan grup Liga Champions. Itu adalah kekalahan yang krusial bagi pasukan Jurgen Klopp, karena itu membuat peluang mereka untuk lolos ke babak 16 besar berkurang. Berikut adalah tiga penyebab kekalahan The Reds di Paris.
Tekanan pasukan Klopp tak berjalan mulus
Klopp selalu menekankan pada sepak bola berbasis kepemilikan bola dan menekan lawan sejak tengah lapangan. Dengan pekerja keras seperti Milner dan Wijnaldum yang serba bisa di dalam tim, gaya menekan Klopp telah bekerja dengan baik untuk sebagian besar musim ini.

Tapi melawan susunan pemain PSG yang kuat, metode Klopp tidak cukup berhasil seperti yang direncanakan. PSG memadati lini tengah mereka dengan pemain yang efisien dalam mengoper bola dengan cepat dan dengan demikian mereka jarang kehilangan penguasaan bola di babak pertama dan para pemain bertahan Liverpool kehilangan banyak energi karena tekanan agresif mereka.

Peran Firmino dalam tim
Alasan utama keberhasilan Liverpool yang berkelanjutan musim lalu adalah performa bagus Firmino dan ia tampaknya bisa melanjutkan penampilannya itu musim ini. Tetapi setelah beberapa waktu keluar dari tim inti musim ini, ia mengalami kesulitan.

Pada pertandingan melawan PSG, ia kalah di lapangan dan memiliki dampak kecil pada kinerja timnya. Perannya di lini depan Liverpool tidak jelas. Kekuatan Firmino terletak pada kemampuannya berkolaborasi dengan pemain lain di lini tengah, tetapi kesulitan Salah dalam mengembangkan permainan telah memaksanya untuk tetap berada di kotak penalti untuk mencari gol.
Kurangnya kreativitas di lini tengah
Inti dari pendekatan taktis Klopp adalah menggerakkan bola lebih jauh ke atas lapangan secepat mungkin dan pendekatan ini menuntut gelandang pekerja keras yang efektif dalam serangan dan bertahan.

Melawan tim-tim besar, Liverpool membutuhkan pemain tengah kreatif yang bisa memindahkan bola dengan akurat dan cepat. Untuk itu, Klopp membeli Keita dengan harga yang sangat mahal. 

Dominasi penyerangan Liverpool telah jauh berkurang setelah kehilangan Nabi Keita karena cedera. Fabinho telah menunjukkan banyak perkembangan, tetapi dia tidak berpengalaman dan rawan melakukan kesalahan.

Pada hari Rabu, Klopp mengandalkan Milner dan Henderson yang berpengalaman dalam menekan keras untuk memenangkan kembali bola, tetapi mereka tidak memiliki visi dan kemampuan mengumpan seperti Keita. Wijnaldum telah tampil bagus sebagai gelandang serang untuk Belanda tetapi di tim ini, dia memainkan peran sebagai gelandang bertahan.  

(Sumber: Sportskeeda)

Share on Google Plus

About Ant 365

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 comments:

Post a Comment