Semoga Reza mangar juga mendapat perhatian khusus, minimal kembali bersekolah
Nama Yohanes Gama mungkin sudah tak asing lagi sejak bocah kelas VII SMP tersebut memanjat tiang bendera. Selain mendapat penghargaan dari seluruh warga Indonesia melalui komentar di sosial media, Joni juga sempat diundang untuk bertemu dengan presiden Jokowi secara langsung, bahkan menjadi tamu undangan dalam opening Asian Games 2018 hingga mendapat uang saku dari Hotman Paris.
Ya memang, spontanitas Joni patut diberi penghargaan. Pasalnya, berkat Joni, bendera merah putih dapat berkibar saat upacara. Namun, bagaimana jika terjadi hal serupa di tempat lain? Ya, ternyata kisah bocah yang memanjat tiang pada tanggal 17 Agustus 2018 lalu bukan hanya terjadi NTT. Pasalnya, seorang bocah dari Maluku bernama Reza juga pernah melakukan hal yang sama di tahun 2017 lalu. Mirisnya, nasib Joni dan Reza sangat berbeda. Kenapa?
Reza hadir dalam upacara, namun bukan sebagai peserta, melainkan penonton saja
Di tanggal 17 Agustus 2017 lalu, kita semua memperingati hari proklamasi
Indonesia dengan melaksanakan upacara. Upacara juga dilakukan di
Maluku. Pelaksanaan upacara tersebut sempat terancam gagal karena ada
masalah dengan tali tiang bendera. Sama seperti Joni, Reza juga
melakukan aksi heroiknya dengan memanjat tiang bendera agar sang merah
putih bisa berkibar. Tanpa peduli apa pun, Reza memanjat hingga akhirnya
upacara bisa kembali dilanjutkan. Satu tahun yang lalu, ada pahlawan
yang menyelamatkan merah putih di Maluku, tapi kenapa Reza tidak
diperlakukan seperti Joni?
Reza merupakan anak putus sekolah yang bekerja sebagai pembantu nelayan
Reza merupakan anak yatim piatu yang hanya tinggal bersama neneknya.
Keterbatasan ekonomi bocah asal Desa Waria, Kecamatan Aru Utara Timur
Batuley ini ternyata sudah tidak sekolah. Jangankan untuk lanjut
sekolah, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja, Reza harus bekerja
keras sebagai pembantu nelayan untuk mencari hingga memungut ikan hasil
tangkapan. Saat ini, begitu banyak netizen yang berbondong-bondong untuk
membuat kisah Reza menjadi viral. Setidaknya, agar Reza juga mendapat perhatian khusus dari pemerintah. Atau minimal, Reza bisa kembali bersekolah.
Kisah Reza pernah dimuat di media Maluku lokal
Meski kisah Reza sudah terjadi satu tahun yang lalu, beruntung masih ada
media lokal yang memuat kisahnya di web berita Memeluku.com. Selain
kisah Reza, si bocah yang gagah berani memanjat tiang, ada juga beberapa
foto bukti yang menunjukkan bahwa Reza juga patut mendapatkan perhatian
dari pemerintah. Setidaknya, kita bisa membantu Reza Mangar dengan
mengangkat kisahnya hingga diketahui banyak orang. Jangan sampai Reza,
si pahlawan kecil kita tetap dalam kondisi miris.
Hanya mendapat apresiasi seadanya
Satu tahun yang lalu, setelah menyelamatkan kelangsungan upacara Reza
hanya mendapat apresiasi seadanya. Reza hanya mendapat jabatan tangan
dari dua orang pejabat setempat. Sungguh miris,
bahkan setelah upacara berakhir, tak ada apresiasi baik dari masyarakat
atau pun pemerintah yang datang untuk memberikan penghargaan seperti
yang terjadi pada Joni. Mengapa demikian? Barangkali, bukan maksud
pemerintah untuk tidak peduli, hanya saja kisah Reza satu tahun lalu
tidak banyak diketahui. Semoga setelah berita Reza bersebar luas,
pemerintah juga memperlakukan Reza sama seperti Joni, karena keduanya
sama: pahlawan merah putih.
Itulah secuil kisah miris Reza Mangar, bocah putus sekolah yang jadi pahlawan tahun lalu, namun nasibnya tak seberuntung Joni. Mari bantu Reza dengan membuat kisahnya lebih viral. Semoga Reza juga mendapat sederet penghargaan seperti Joni.
0 comments:
Post a Comment